Senin, 29 Agustus 2016

Hakikat dari Mencintai


Ketika seorang pemalu seperti saya mencoba berbicara mengenai “Hakikat Cinta”  dan menuangkannya di dalam tulisan ya beginilah jadinya silakan dibaca aja ya. Sebenernya mah belom cocok ngomongin hal ini :p, tapi gatau kenapa tiba-tiba kepikiran untuk nulis dan kebawa ke tema ini haha, ya walaupun sebelumnya saya sempet baca tulisan yang mengangkat tema seperti ini sih :D, tapi yasudah enjoy guys.
...................................
Ketika kita mencintai seseorang, kita berusaha untuk bersama dia dan berharap dia juga mempunyai perasaan yang sama seperti yg kita rasakan, maka kita dihadapkan dengan pertanyaan dan pendapat dari lingkungan seperti ini:

"Kok lu mau sih sama dia?"
"You deserve better.."
"lu tuh gak bakal bahagia sama dia."
"You’re nothing to him."

Mendengar perkataan itu mungkin kita terpengaruh, lalu menyerah memperjuangkan perasaan yang kita miliki kepada orang yg kita cinta. Kita berpikir bahwa mungkin pendapat mereka benar, sehingga keputusan kita untuk mundur dan tidak memperjuangkannya akan sangat didukung oleh mereka.

Namun, apakah menurut kalian itu merupakan hakikat cinta yg sebenarnya? Menurut seorang pemalu seperti saya, hakikat mencintai itu bukan mereka yang merasakan, bukan mereka juga yang menjalaninya, tapi kita yaaa kita yg melakukannya. Jadi, kita seharusnya yg berhak memutuskan, bukan mereka. Hakikat mencintai itu untuk merasa bahagia, bukan untuk terlihat bahagia,  itu! *GayaPakMarioTeguh* hehe


Maksudnya merasa bahagia dan bukan terlihat bahagia itu apa mas?
Oke jadi gini...
yang harus dilakukan untuk memperjuangkan perasaan kita dan berorientasi kepada hakikat mencintai yg saya maksud diatas adalah kita harus memperjuangkan hati si dia, bukan hati lingkungan kita. Menikmati pengorbanan, bukan memaksakan pengorbanan. Intinya Kita yg merasakan kebahagian itu, bukan seakan2 terlihat bahagia di depan mereka semua.

Jika kita sudah paham akan hal-hal seperti itu, artinya kita sudah tahu apa yg kita butuhkan. Akan selalu ada orang yang lebih baik dalam segala hal, tapi belum tentu mereka bisa jadi pasangan yang lebih baik dari yg kita cintai. Jika kita mencari orang yg sempurna sama saja seperti kita mencari yg tidak ada, ngapain? Buang-buang waktu kan. Terkadang segala kelebihan mereka hanya jadi bahan ketertarikan sesaat saja, ya hanya sesaat. Karena menurut saya mencintai berdasarkan kebutuhan itu lebih indah. Berbeda dengan mencintai berdasarkan kemauan yang penuh tekanan, apalagi jika mencintai berdasarkan orang lain (maksudnya pilihan orang lain). Segala hal yang kita lakukan, akan berdasarkan penilaian orang lain.

Lebih baik kita mencintai orang yang kita butuhkan, dibanding mencintai orang yg kita mau. Kita bisa mulai bosan dengan apa yg kita mau, tapi kita gak akan lepas dari orang yg kita butuhkan. Walaupun menurut saya bosan dalam hubungan itu sangat aneh dan tidak masuk akal, bosan seperti apa yg mereka maksud? Entahlah.

Jadi sobat… silakan mencintai berdasarkan keputusanmu sendiri bukan orang lain, biarkan orang lain berkomentar karena komentar dari mereka akan membuatmu menjadi lebih baik apabila tidak mudah terpengaruh.
Silakan mencintai siapapun, yang penting kalian bahagia dan nyaman. Jangan biarkan pendapat lingkungan, menjadi sebuah sandungan. Yang penting kalian mampu merasakan kebahagiaan.
kadang jika kita mencintai seorang kita sering terlihat bodoh karena memang benar cinta itu tanpa logika, semakin kamu terlihat jatuh cinta maka kamu akan terlihat semakin gila. *eh gila yg positive ya:D* emang ada mas? Adain aja, yaya!

Biarkan orang lain berkata apa, kita ya kita ( aku dan kamu, bukan orang lain).
Biarkan orang lain menganggap kalian tak punya malu, asal orang yang kalian cinta bisa  terharu karena cinta tulus yg kalian coba berikan *agak lebay ya haha gapapa bodo*. Karena cinta akan menciptakan refleksi pada diri sendiri. Rasa yang kamu ciptakan untuk si dia, nantinya rasa itu akan kembali kepada dirimu juga. 

Jangan pernah menanggung beban atas ambisi orang lain yg selalu mengomentari hubunganmu. Biarkan saja otak dan mulut mereka bersatu untuk terus berkomentar tentangmu, jadikan komentar2 itu sebagai masukan buat hubungan kalian menjadi lebih baik. Seperti manusia yg selalu mengecam api, namun mereka tidak sadar bahwa api adalah sebuat kebutuhan yg murni.

“Mencintailah untuk merasa bahagia, bukan untuk terlihat bahagia”.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar