Jumat, 23 Desember 2016

OM TELOLET OM



Hai sobat pemalu apa kabar? Pasti baik kan aamiin. Sedikit lagi Liburan telah tiba, tahun pun berganti dan tugas kuliah perlahan mulai tuntas *Perjuangan mahasiswa semester 5, bye!* 
Kali ini saya ingin sedikit membahas mengenai fenomena yang cukup heboh yg sedang dibicarakan, Banyak  yang memviralkan di sosial media dan televisi pun ramai membahas hal tersebut.

Pertama kali kita mendengar perkataan “OM TELOLET OM” mungkin sebagian dari kita bingung lalu bertanya-tanya apakah maksud dari “OM TELOLET OM”? apakah itu sama dengan “OM TOILET OM” atau “OM TELAT OM” ? hahaha ternyata beda sobat, masing-masing kalimat diatas punya maksud sendiri *awas salah mengartikan, stay positive*.

Yaps, akhir-akhir ini “OM TELOLET OM” bukan “OM TELAT OM” sedang menjadi topik pembicaraan di tanah air bahkan dunia pun mulai memviralkannya. Jujur, mendengar kalimatnya saja sudah membuat saya tertarik dan mencari tau akan hal tersebut.  Hmm indonesia jika berbicara hal seperti ini memang nomor satu ya *angkat jempol*

OKEE... Jadi secara sederhana,  "OM" itu panggilan untuk supir bis. "Telolet" itu bunyi klakson bis. OM TELOLET OM, anak-anak minta dibunyikan klakson, itu aja? Ya benar dan itu hiburan sob. Nah itu yang betul, jangan dibuat yang aneh-aneh lagi karena di sosial media banyak yang mengartikan lain akan hal tersebut ahahah *indonesia memang kreatif sob*. 

Lalu apa yang membuat itu menjadi heboh? Ya sederhana, karena banyak yang suka. Banyak yang membicarakan. Banyak yang terhibur dan Banyak yang memviralkan. Publik figur luar negeri justru penasaran dengan fenomena “OM TELOLET OM” yang menjadi trending topic. “what the hell OM TELOLET OM?” tulis DJ Martin Garrix dan “OM TELOLET OM” tulis DJ Snake. Bahkan barack obama dan presiden AS yaitu Donald Trump juga dibanjiri oleh komentar tersebut *keren juga*.


Melihat fenomena tersebut, maka saya berpikir sejenak bahwa bahagia itu sederhana. Saya melihat hal itu diawali dengan sekumpulan anak kecil yang menanti kedatangan bis di pinggir jalan hanya untuk berteriak “OM TELOLET OM” lalu berharap supir bis tersebut (yang dipanggil “OM”) bisa membunyikan klaksonnya dan mereka merekamnya menggunakan HP masing-masing. Jika klason bis tersebut berbunyi, anak-anak itu pun bertepuk tangan dan tertawa dengan riangnya (begitu sederhananya hiburan bagi mereka dan begitu sederhananya cara mereka untuk bahagia ).

Hal itu yang membuat masa kecil merupakan masa yang indah, penuh keriangan, belum memikirkan bagaimana nantinya dan menjadi masa yang selalu dirindukan meski terkadang melakukan hal bodoh sekalipun, tapi dibalik hal-hal bodoh itulah anak kecil tumbuh menjadi sesosok yang perlahan mulai merasakan kehidupan dan  merasakan tanggung jawab (ahh sudahhh, kembali ke topik “OM TELOLET OM” hehe lain kali kita bahas mengenai tanggung jawab ya *yuhuuu*)

Intinya hal sederhana seperti itu bisa membuat orang menjadi suka dan terhibur. Tapi sampai kapankah fenomena ini terjadi? Entahlah, yang pasti OM TELOLET OM akan lenyap secara perlahan. Seperti hal-hal viral sebelum-sebelumnya. Setidaknya dengan fenomena ini, Kita bisa merenungkan, ternyata banyak dari kita yang kurang hiburan atau mulai bosan dengan acara televisi yang isinya cenderung tidak ada perubahan ya seperti itu saja *ahahah* *pandangan mahasiswa semester 5 yg jarang nonton TV*.
Mungkin kita juga jenuh dengan pemberitaan media belakangan ini. Akhirnya hal-hal sederhana pun bisa membuat kita terhibur kembali *yeay, hidup OM TELOLET* wkwk.

Sebagai penutup, menurut saya ada 2 hal yang dapat mempersatukan bangsa indonesia di akhir tahun 2016 yaitu :
1. INDONESIA masuk final AFF 2016, dan
2. “OM TELOLET OM”

Tetap bersatu bangsaku, bangsaku yang kaya akan perbedaan, Damn!

“OM TELOLET OM “

Senin, 29 Agustus 2016

Hakikat dari Mencintai


Ketika seorang pemalu seperti saya mencoba berbicara mengenai “Hakikat Cinta”  dan menuangkannya di dalam tulisan ya beginilah jadinya silakan dibaca aja ya. Sebenernya mah belom cocok ngomongin hal ini :p, tapi gatau kenapa tiba-tiba kepikiran untuk nulis dan kebawa ke tema ini haha, ya walaupun sebelumnya saya sempet baca tulisan yang mengangkat tema seperti ini sih :D, tapi yasudah enjoy guys.
...................................
Ketika kita mencintai seseorang, kita berusaha untuk bersama dia dan berharap dia juga mempunyai perasaan yang sama seperti yg kita rasakan, maka kita dihadapkan dengan pertanyaan dan pendapat dari lingkungan seperti ini:

"Kok lu mau sih sama dia?"
"You deserve better.."
"lu tuh gak bakal bahagia sama dia."
"You’re nothing to him."

Mendengar perkataan itu mungkin kita terpengaruh, lalu menyerah memperjuangkan perasaan yang kita miliki kepada orang yg kita cinta. Kita berpikir bahwa mungkin pendapat mereka benar, sehingga keputusan kita untuk mundur dan tidak memperjuangkannya akan sangat didukung oleh mereka.

Namun, apakah menurut kalian itu merupakan hakikat cinta yg sebenarnya? Menurut seorang pemalu seperti saya, hakikat mencintai itu bukan mereka yang merasakan, bukan mereka juga yang menjalaninya, tapi kita yaaa kita yg melakukannya. Jadi, kita seharusnya yg berhak memutuskan, bukan mereka. Hakikat mencintai itu untuk merasa bahagia, bukan untuk terlihat bahagia,  itu! *GayaPakMarioTeguh* hehe


Maksudnya merasa bahagia dan bukan terlihat bahagia itu apa mas?
Oke jadi gini...
yang harus dilakukan untuk memperjuangkan perasaan kita dan berorientasi kepada hakikat mencintai yg saya maksud diatas adalah kita harus memperjuangkan hati si dia, bukan hati lingkungan kita. Menikmati pengorbanan, bukan memaksakan pengorbanan. Intinya Kita yg merasakan kebahagian itu, bukan seakan2 terlihat bahagia di depan mereka semua.

Jika kita sudah paham akan hal-hal seperti itu, artinya kita sudah tahu apa yg kita butuhkan. Akan selalu ada orang yang lebih baik dalam segala hal, tapi belum tentu mereka bisa jadi pasangan yang lebih baik dari yg kita cintai. Jika kita mencari orang yg sempurna sama saja seperti kita mencari yg tidak ada, ngapain? Buang-buang waktu kan. Terkadang segala kelebihan mereka hanya jadi bahan ketertarikan sesaat saja, ya hanya sesaat. Karena menurut saya mencintai berdasarkan kebutuhan itu lebih indah. Berbeda dengan mencintai berdasarkan kemauan yang penuh tekanan, apalagi jika mencintai berdasarkan orang lain (maksudnya pilihan orang lain). Segala hal yang kita lakukan, akan berdasarkan penilaian orang lain.

Lebih baik kita mencintai orang yang kita butuhkan, dibanding mencintai orang yg kita mau. Kita bisa mulai bosan dengan apa yg kita mau, tapi kita gak akan lepas dari orang yg kita butuhkan. Walaupun menurut saya bosan dalam hubungan itu sangat aneh dan tidak masuk akal, bosan seperti apa yg mereka maksud? Entahlah.

Jadi sobat… silakan mencintai berdasarkan keputusanmu sendiri bukan orang lain, biarkan orang lain berkomentar karena komentar dari mereka akan membuatmu menjadi lebih baik apabila tidak mudah terpengaruh.
Silakan mencintai siapapun, yang penting kalian bahagia dan nyaman. Jangan biarkan pendapat lingkungan, menjadi sebuah sandungan. Yang penting kalian mampu merasakan kebahagiaan.
kadang jika kita mencintai seorang kita sering terlihat bodoh karena memang benar cinta itu tanpa logika, semakin kamu terlihat jatuh cinta maka kamu akan terlihat semakin gila. *eh gila yg positive ya:D* emang ada mas? Adain aja, yaya!

Biarkan orang lain berkata apa, kita ya kita ( aku dan kamu, bukan orang lain).
Biarkan orang lain menganggap kalian tak punya malu, asal orang yang kalian cinta bisa  terharu karena cinta tulus yg kalian coba berikan *agak lebay ya haha gapapa bodo*. Karena cinta akan menciptakan refleksi pada diri sendiri. Rasa yang kamu ciptakan untuk si dia, nantinya rasa itu akan kembali kepada dirimu juga. 

Jangan pernah menanggung beban atas ambisi orang lain yg selalu mengomentari hubunganmu. Biarkan saja otak dan mulut mereka bersatu untuk terus berkomentar tentangmu, jadikan komentar2 itu sebagai masukan buat hubungan kalian menjadi lebih baik. Seperti manusia yg selalu mengecam api, namun mereka tidak sadar bahwa api adalah sebuat kebutuhan yg murni.

“Mencintailah untuk merasa bahagia, bukan untuk terlihat bahagia”.







Minggu, 21 Agustus 2016

Masalah? Selesaikan!



Hai sobat pemalu, sudah lama saya tidak muncul dan menulis di blog ini dalam waktu terakhir,  namun bukan berarti saya berhenti untuk menulis :D . Belakangan ini saya sangat disibukan karena mengurus himpunan di kampus hahaha hastag #SokSibuk. Berkat himpunan, saya  mendapat pelajaran baru dan bahkan permasalahan yang belum pernah saya dapati sebelumnya. Itu semua tercampur menjadi satu haha komplit sudah!

Okeeee... langsung aja ah ke topik permasalahan yang ingin saya bahas disini.

Sebenarnya jika kita berbicara mengenai masalah memang tidak akan pernah ada habisnya, seperti anda berbicara banjir di ibukota jakarta ini :p.  Masalah itu akan ada setiap saat, namun perbedaannya menurut saya adalah bagaimana cara kita mengatasi permasalahan tersebut. Terkadang kita sangat mudah menyelesaikan masalah itu dan bahkan sangat sulit sehingga membuat kita terus”an memikirkannya sampai gamau makan, gamau mandi dan gamau nikahh *eh ya iyalah jodoh aja gapunya ko mau nikah aja* sabar yaaaa hahaha.

Oke serius. Eh udah bubar ya -_- bodo dah. Klo kita artikan, penyelesaian masalah itu apasih??? hmm klo menurut saya yang hanya mahasiswa semester 5 dan yang mempunyai penyemangat luar biasa:D, Penyelesaian masalah adalah proses dimana suatu situasi diamati terlebih dahulu nah jika ditemukan ada hal yang dirasa mengganjal atau ditemukan ada masalah, baru deh dibuat penyelesaiannya dengan cara menentukan masalah, mengurangi atau menghilangkan masalah dan mencegah masalah tersebut terjadi. Nah jika kita liat pengertiannya maka penyelesain masalah itu sangat penting, masing-masing individu pasti mempunyai cara berbeda dalam menyelesaikannya,  yang terpenting jangan membuat masalah yang ada semakin buruk dari sebelumnya.

Memang sih mengatasi masalah itu tidak semudah yang diucapkan pak mario teguh hastag #SuperSekali *gak ada sponsor rokok ya hehe*, namun jika kita mendengar nasihat orang lain itu akan membuat diri kita jauh semakin tenang dan kita bisa membuat keputusan dengan kepala dingin sehingga keputusan yang dihasilkan tidak cenderung ke arah negatif *wah mulai agak berat-_-* selain itu ada juga individu yang berusaha menyelesaikan masalahnya sendiri #SayaBanget, saya beranggapan jauh lebih baik menyelesaikan masalah saya sendiri walau agak berat dan terkadang membuat sakit sendiri hahah tapi itulah yang dinamakan individu memeiliki cara yg berbeda dalam menyelesaikan permasalahannya. Namun bukan berarti karakter seperti itu terus-terusan menyelesaikan masalahnya sendiri loh, itu salah! Ya namanya manusia pasti punya batas kan, nah klo dirasa ga mampu menyelesaikannya sendiri baru deh butuh bantuan orang lain yeay cocok J


Intinya sih kita harus menghargai cara masing-masing individu dalam menyelesaikan masalahnya, tidak ada yg jelek kok selama tujuannya sama yaitu menyelesaikan masalah yang ada dan mencegah masalah tersebut terjadi lagi. Masalah itu ada untuk diselesaikan bukan untuk dijauhi dan ditakuti. Jika kalian masih takut setiap yang kalian lakukan itu menimbulkan masalah-masalah baru maka tandanya kalian belom siap untuk maju, kalian hanya berdiri di tempat yang sama dan hanya melihat orang-orang di sekitar kalian mulai maju perlahan dan meninggalkan kalian . Jadi mulai sekarang jangan takut untuk berbuat sesuatu, anggalah masalah yang ada sebagai hadiah untuk kalian selesaikan dan membuat kalian menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya.

Minggu, 01 Mei 2016

Harapan Bukan Hanya Angan-Angan


Hai sobat pemalu, saya setuju jika semua orang pasti memiliki harapan. Harapan itu selalu berada didekat kita, karena dimana ada harapan disitulah kita berada untuk menempuh jalan yang kita lewati. Harapan mungkin lebih berorientasi ke masa depan. Harapan akan menentukan kemana masa depan kita nantinya.

Menurut Snyder, Harapan adalah keadaan motivasi yang positif didasarkan pada hubungan interaktif antara agency (energi yang mengarah pada tujuan) dan pathway (rencana untuk mencapai tujuan), harapan merupakan keseluruhan dari kedua komponen tersebut. 
Berdasarkan teori diatas, dapat dipahami bahwa harapan merupakan sesuatu yang dapat dibentuk dan dapat digunakan sebagai langkah untuk perubahan. Perubahan  yang menguntungkan dapat membuat individu mencapai kehidupan yang lebih baik. 

Setiap individu memiliki kemampuan untuk membentuk harapan dan bagaimana untuk mewujudkannya. Harapan bukan hanya berada diangan-angan, namun harapan juga berada disetiap langkah kita. 
Harapan bukan untuk dipikirkan, tetapi harapan perlu untuk diwujudkan. Seperti halnya orang tua yang berharap anaknya sukses, maka sang anak menerima tanggung jawab untuk sukses dimasa depan. Itu semua mungkin akan bergantung pada pribadi masing-masing ataupun orang lain.

Harapan saya tidak hanya untuk diri sendiri, namun bisa jadi saya membutuhkan orang lain ataupun sebaliknya. Jadi, ketika kalian mempunyai harapan. maka cobalah untuk mewujudkannya. Jangan jadikan harapan itu sebagai angan-angan, ataupun yang membuat kalian bingung karena terlalu banyak mengharapkannya.

Senin, 14 Maret 2016

Mimpi Dalam Sadar



Banyak yang beranggapan jika mimpi merupakan hal wajar yang dialami  ketika kita sedang tertidur.
Semua orang pasti pernah merasakan mimpi, baik itu menyenangkan ataupun terlalu buruk untuk diingat.
Mimpi yang dapat dikatakan sebagai bunga tidur, dan tidak perlu dianggap sebagi suatu hal yang serius.
Semua itu merupakan mimpi yang tidak sadar dan tidak nyata.
Mimpi yang tidak perlu dianggap serius.

Saya bangga menjadi seorang pemimpi,
namun pemimpi dalam sadar dan bukan proses dari bunga tidur itu sendiri.
Mimpi yang saya tulis di sebuah kertas kecil dan saya pajang di atas meja belajar.
Setiap hari saya melihat mimpi dalam tulisan itu,
semakin dekat rasanya untuk mewujudkannya.
Mimpi dalam sadar memberikan motivasi yang begitu besar dalam hidup saya.
Mimpi dalam sadar yang akan segera terwujud dan menghilangkan satu persatu tulisan mimpi sadar itu dalam meja belajar saya.
Dan saya siap menuliskan kembali mimpi-mimpi dalam sadar berikutnya!
Selamat bermimpi dalam sadar.
Teruslah berjuang untuk mewujudkannya!